Senin, 20 Juni 2016

Liburan di Bangkok - The End

The End
Ini cerita tentang hari ke-5 dan ke-6 gue di Bangkok, kenapa disatuin? Karena sebenarnya ada destinasi lain yang harusnya gue dan Inge tuju tapi akhirnya di cancel karena duit Baht udah tinggal dikit. Adalah Dream World, tempat yang harusnya kami datangin di hari ke-5. Asumsi awal, karena letaknya jauh maka gue bikin itinerary ke Dream World itu seharian penuh tanpa diganggu destinasi lain karena tempatnya dram world memang jauh, transportasi kesana kalo gak pake bis ya pake van yang ada di Victory monument atau yang paling mudah tapi mehoong yaitu nyewa taxi seharian. Apa daya Baht udah habis, buat beli tiket masuk Dream world pun tak mampu. Akhirnya Jim Thompson house museum dan Siam Ocean world jadi destinasi akhir di hari yang berbeda.

Jim Thompson house museum

Museum? Lagak gue pergi ke museum, gak papa lah ya, sekali2 juga perlu kami menatap sejarah Negara lain. Tapi sebenernya Jim Thompson ini bukan orang Thailand asli, beliau lahir di Greenville, Delaware tahun 1906. Jim Thompson bergabung dengan US army dan pernah ditugaskan ke beberapa Negara termasuk Bangkok. Karena jatuh hati dengan segala hal tentang Bangkok termasuk arsitekturnya akhirnya setelah keluar dari US army, Jim Thompson membangun tempat tinggal tradisional ala Thailand dan di Thailand juga.
Jim Thompson house museum paling gampang dicari, pake BTS menuju National Stadium station ext 2 dan ambil sisi kanan, dari keluar station udah keliyatan sign menuju Jimp Thompson house museumnya. Jadi setelah turun tangga di sebelah kanan, langsung balik arah dan ketemu jalan yang namanya Soi 2 Kansensam Rama 1 road langsung masuk aja. Jim Thompson house museum ada 200m dari main road.
Harga tiket masuknya 100B, dan pada saat kita beli tiket masuk yang ngejualin tiket bakal nanya untuk tour guide nya mau dijelaskan pake bahasa apa? Inggris? Perancis? Atau bahasa apa gitu lupa saya, gak ada bahasa Melayu ternyata…yaudeeehh milih Inggris gih, paling gak bakal ngerti sedikit.

Bergaya ala duta wisata

Setelah masuk, kita langsung dikawal sama mba2 cantik yang berseragam rapi menuju ke desk berikutnya, di tempat itu ada mba2 lagi ngejelasin kalo kita harus nunggu sekitar 30 menit sebelum “keliling2”nya dimulai. Jadi sebelumnya silahkan melihat2 area sekitar terlebih dahulu.
FYI, nanti pada saat tour udah dimulai kita gak boleh bawa kamera dan gak boleh berisik. Jadi kalo mau poto2, silahkan manfaatkan waktu yang diberikan tadi dengan baik. Ada area tertentu dari Jim Thompson house museum yang diperbolehkan mengambil gambar, yang gak boleh adalah pada saat tour dimulai dimana semua pengunjung bakal diajak berputar2 ke dalam rumah Jim Thompson langsung.
Di depan tempat beli tiket tadi tepat di depan art shop, ada dipajang sekeranjang kepompong ulat sutera, benang suteranya dan alat untuk pewarnaan benang, pertanda Jim Thompson juga mengembangkan tekstil tradisional Thailand yaitu sutera.



Masuk ke main area, sejauh mata memandang semuanya berwarna hijau, merah dan cokelat. Jadi, di dalam main area ini ada taman yang penuh dengan pohon yang lumayan tinggi2 dan rimbun, ada banyak tanaman dan bunga, ada kolam2 kecil dan hamparan batu kayak batu sungai yang jadi dasar pijakan. Di dalam sini ternyata rumah Jim Thompson bukan hanya 1 bangunan tapi ada sekitar 6 bangunan yang tiang2nya berwarna merah dan dinding2 rumah berwarna cokelat. Tempatnya enak banget, rindang, tenang dan sejuk tentunya.










Sempat foto2 di area tamannya, kemudian kita baca sejarah menarik terbentuknya benang sutera dari ulet2 yang gembul itu. Gak lama, karena memang lebih sedikit area yang bisa dijajah dengan kamera. Setelah puas foto2, kita sempat duduk di bangku2 panjang yang sengaja disediakan untuk turis2 yang sedang menunggu waktu tur dimulai, sambil berbaur dengan turis2 yang lain. Sebelum kami, mba2 tur nya manggilin turis2 yang ikut keliling dengan bahasa Perancis. Aaaaaaahhhh…ini gunanya pertanyaan mba2 yang jaga tiket di depan tadi. Setelah Perancis, akhirnya tiba giliran kami yang berbahasa Inggris, gue, Inge dan beberapa orang bule yang badannya tinggi semampai pun berkumpul. Sekitar 10 orang gue rasa, dan akhirnya tur nya pun dimulai.



Masuk ke dalam semua bangunan disini harus lepas alas kaki, sama lah kayak kita Indonesia. Di setiap bangunan di sediain kipas angin, karena memang di dalam panas sekali, apalagi dipenuhi dengan turis2 yang jumlahnya lumayan. Rumah Jim Thompson ini layaknya rumah panggung kalo di Negara kita, ada beberapa kesamaan kayak di rumahnya ini ada kayu penghalang di pintu masuk tiap2 ruangan yang katanya biar anak2 kecil gak keluar kemana2 kalo lagi main, kalo kita bilangnya kurungan apa yak.
Di dalam tiap bangunan banyak benda2 kayak guci, teko yang lubangnya ada di bagian bawah, patung2 Budha ukuran kecil yang ditaruh rapi dan tak boleh disentuh sama sekali. Ada juga patung Budha utuh dengan posisi berdiri, yang mana ada yang sebagian anggota tubuhnya (lengan atau tangan) udah gak ada, karena pecah akibat jatuh pada saat pemindahan dari daerah Ayudhya, ibukota Thailand sebelumnya.
Kita datang di semua inti bagian rumah,ruang tamu yang lengkap dngan lampu, meja dan kursi tamu, ruang makan yang lengkap dengan perabot makannya di atas meja makan dan lagi2 gak boleh di pegang, kita ke kamar Jim Thompson yang masih lengkap dengan ranjang2, bantal dsb. Hal yang paling sedih adalah, kita juga masuk ke kamar yang menurut Jim Thompson adalah untuk anaknya kelak. Jadi sebelumnya, Jim Thompson pernah diramal kalo bakal punya anak, sayang banget Beliau akhirnya hilang misterius di hutan Malaysia Cameron Highlands pada 26 Maret 1967.
Di setiap ruangan disusun ala2 feng shui gitu, jadi letak tempat tidur, meja, kursi, lemari semuanya diatur berdasarkan kepercayaan mereka terhadap nasib baik. Gak ada toilet di rumah ini, karena memang orang2 Thailand dahulu percaya kalo toilet itu bukan tempat yang baik, jadi tidak boleh disatukan dengan rumah apalagi ada di dalam di kamar, jadi toilet harus dibangun terpisah dari rumah. Sekitar 45 menit akhirnya tur selesai, kita kembali diarahkan ke loker tempat kita naruh alas kaki sebelumnya. Kesan artistic, dengan aroma “tua” yang khas bikin tur ini jadi asyik sih kalo dari cara pandang gue. Awalnya gue pikir ini tempat bakal gak menarik, gak nyangka dengan suasana rumah yang menyenangkan, mba guide nya juga asyik dan ramah banget. Recommended!!!

Siam Ocean World

Destinasi terakhir di Bangkok, pertanda mengakhiri liburan. Huhuhuhu~
Kita udah booking tiket kesini online 2 malam sebelumnya. Harga aslinya 900B, mehoooong banget, tapi kalo beli online bisa lebih murah dah pokoknya, gue lupa berapa soalnya belinya via emailnya Inge. Nanti tinggal print reservasi dan tunjukkin ke petugas, selesai!
Naik BTS lagi dan turun di Siam Station, sempat nanya petugas BTS disitu arahnya Siam Ocean World dimana akhirnya ketemu. Sama kayak MBK mall, jadi keluar dari BTS siam tadi langsung terhubung dengan komplek perbelanjaan Siam Paragon yang gedenya astaga naga. Sempat kesulitan, karena ini mall amit2 banget, yang dijual barang2 mehong semua. Nanya mba2 yang dagang kosmetik akhirnya ditunjukkin. Letaknya di lantai B1 dan B2 ternyata, pas kesana lagi banyak krucil2 entah dari SD atau TK mana yang juga datang sama guru2nya buat belajar di Siam Ocean World ini.
Tiket yang kami beli udah kami tuker yang sebelumnya diperjelas sama mas yang jaga kalo ini cuma entry fee doankz, gak dengan 4D show dan Glass bottom boat. Nyelekit banget dah~ intinya gue cuma mau liyat hiu sama pinguin doankz koq yeeeeeee~
Ini tempat gede banget dah, banyak jenis2 ikan yang gak gue tau. Tapi paling excited pas ngeliyat Nemo, kuda laut, king crab, ikan pari, hiu, sama pinguin tentunya. Entah berapa species disini, semua makhluk disini selalu disertai dengan keterangan lengkap berbahasa Inggris, jadi monggo dibaca. Gue baca, tapi entah sampai disini malah nguap semua ingatan gue.
Pas kita kesana sempat ngeliyat pinguin2 genit lagi dikasih makan, tempat pinguinnya gak gede2 amat padahal kalo dari segi jumlah mereka cukup banyak, kolam buat berenangnya juga kecil, kasiaaaaan~




Ada banyak jenis katak juga disini






Aquariumnya lagi dibersihin



Huaaaaa……gue gak ingat berapa lama muter2 di tempat ini yang penting gue udah ngeliyat hiu sama penguin aja pokoknya. Keluar dari aquarium raksasanya, kita langsung ketemu toko souvenir lucu2 yang harganya gak usah gue bahas disini, gak pantes kalo gue yang bahas. Hahahaha~
Naik ke lantai 6 kita ketemu Maddam Tussauds, tapi sorry~ ini gak ada di itin gue sama Inge dari awal, jadi ya gitu deh…numpang lewat aja.
Huh~
Selesai keliling2 Bangkok-Pattanya nya, banyak hal pait yang gue rasa jadi pembelajaran penting, mana tau bakalan balik lagi kesini yang walau entah kapan. Intinya, biar kata Bangkok itu panas, macet, tapi gak bikin gue pribadi kapok kesini dan pasti bakalan balik lagi kesini Inshaa Allah ^^

Fightiiiiing!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MALANG Gaiiisssss~_4 (END)

KAMPUNG JODIPAN / KAMPUNG WARNA WARNI Pagi terakhir di Malang, gue bangun dan Umi udah tergeletak di kasur di depan tv. Gue tanya Sri ...