The End
Ini cerita
tentang hari ke-5 dan ke-6 gue di Bangkok, kenapa disatuin? Karena sebenarnya
ada destinasi lain yang harusnya gue dan Inge tuju tapi akhirnya di cancel
karena duit Baht udah tinggal dikit. Adalah Dream World, tempat yang harusnya
kami datangin di hari ke-5. Asumsi awal, karena letaknya jauh maka gue bikin
itinerary ke Dream World itu seharian penuh tanpa diganggu destinasi lain
karena tempatnya dram world memang jauh, transportasi kesana kalo gak pake bis
ya pake van yang ada di Victory monument atau yang paling mudah tapi mehoong
yaitu nyewa taxi seharian. Apa daya Baht udah habis, buat beli tiket masuk
Dream world pun tak mampu. Akhirnya Jim Thompson house museum dan Siam Ocean
world jadi destinasi akhir di hari yang berbeda.
Jim Thompson
house museum
Museum? Lagak
gue pergi ke museum, gak papa lah ya, sekali2 juga perlu kami menatap sejarah Negara
lain. Tapi sebenernya Jim Thompson ini bukan orang Thailand asli, beliau lahir
di Greenville, Delaware tahun 1906. Jim Thompson bergabung dengan US army dan
pernah ditugaskan ke beberapa Negara termasuk Bangkok. Karena jatuh hati dengan
segala hal tentang Bangkok termasuk arsitekturnya akhirnya setelah keluar dari
US army, Jim Thompson membangun tempat tinggal tradisional ala Thailand dan di
Thailand juga.
Jim Thompson
house museum paling gampang dicari, pake BTS menuju National Stadium station
ext 2 dan ambil sisi kanan, dari keluar station udah keliyatan sign menuju Jimp
Thompson house museumnya. Jadi setelah turun tangga di sebelah kanan, langsung
balik arah dan ketemu jalan yang namanya Soi 2 Kansensam Rama 1 road langsung
masuk aja. Jim Thompson house museum ada 200m dari main road.
Harga tiket
masuknya 100B, dan pada saat kita beli tiket masuk yang ngejualin tiket bakal
nanya untuk tour guide nya mau dijelaskan pake bahasa apa? Inggris? Perancis? Atau
bahasa apa gitu lupa saya, gak ada bahasa Melayu ternyata…yaudeeehh milih
Inggris gih, paling gak bakal ngerti sedikit.
![]() |
Bergaya ala duta wisata |
Setelah masuk,
kita langsung dikawal sama mba2 cantik yang berseragam rapi menuju ke desk
berikutnya, di tempat itu ada mba2 lagi ngejelasin kalo kita harus nunggu
sekitar 30 menit sebelum “keliling2”nya dimulai. Jadi sebelumnya silahkan
melihat2 area sekitar terlebih dahulu.
FYI, nanti pada
saat tour udah dimulai kita gak boleh bawa kamera dan gak boleh berisik. Jadi kalo
mau poto2, silahkan manfaatkan waktu yang diberikan tadi dengan baik. Ada area
tertentu dari Jim Thompson house museum yang diperbolehkan mengambil gambar,
yang gak boleh adalah pada saat tour dimulai dimana semua pengunjung bakal
diajak berputar2 ke dalam rumah Jim Thompson langsung.
Di depan tempat
beli tiket tadi tepat di depan art shop, ada dipajang sekeranjang kepompong
ulat sutera, benang suteranya dan alat untuk pewarnaan benang, pertanda Jim
Thompson juga mengembangkan tekstil tradisional Thailand yaitu sutera.
Masuk ke main
area, sejauh mata memandang semuanya berwarna hijau, merah dan cokelat. Jadi,
di dalam main area ini ada taman yang penuh dengan pohon yang lumayan tinggi2
dan rimbun, ada banyak tanaman dan bunga, ada kolam2 kecil dan hamparan batu
kayak batu sungai yang jadi dasar pijakan. Di dalam sini ternyata rumah Jim
Thompson bukan hanya 1 bangunan tapi ada sekitar 6 bangunan yang tiang2nya
berwarna merah dan dinding2 rumah berwarna cokelat. Tempatnya enak banget,
rindang, tenang dan sejuk tentunya.
Sempat foto2 di
area tamannya, kemudian kita baca sejarah menarik terbentuknya benang sutera
dari ulet2 yang gembul itu. Gak lama, karena memang lebih sedikit area yang
bisa dijajah dengan kamera. Setelah puas foto2, kita sempat duduk di bangku2
panjang yang sengaja disediakan untuk turis2 yang sedang menunggu waktu tur
dimulai, sambil berbaur dengan turis2 yang lain. Sebelum kami, mba2 tur nya
manggilin turis2 yang ikut keliling dengan bahasa Perancis. Aaaaaaahhhh…ini
gunanya pertanyaan mba2 yang jaga tiket di depan tadi. Setelah Perancis,
akhirnya tiba giliran kami yang berbahasa Inggris, gue, Inge dan beberapa orang
bule yang badannya tinggi semampai pun berkumpul. Sekitar 10 orang gue rasa,
dan akhirnya tur nya pun dimulai.
Masuk ke dalam
semua bangunan disini harus lepas alas kaki, sama lah kayak kita Indonesia. Di setiap
bangunan di sediain kipas angin, karena memang di dalam panas sekali, apalagi
dipenuhi dengan turis2 yang jumlahnya lumayan. Rumah Jim Thompson ini layaknya
rumah panggung kalo di Negara kita, ada beberapa kesamaan kayak di rumahnya ini
ada kayu penghalang di pintu masuk tiap2 ruangan yang katanya biar anak2 kecil
gak keluar kemana2 kalo lagi main, kalo kita bilangnya kurungan apa yak.
Di dalam tiap
bangunan banyak benda2 kayak guci, teko yang lubangnya ada di bagian bawah,
patung2 Budha ukuran kecil yang ditaruh rapi dan tak boleh disentuh sama
sekali. Ada juga patung Budha utuh dengan posisi berdiri, yang mana ada yang
sebagian anggota tubuhnya (lengan atau tangan) udah gak ada, karena pecah
akibat jatuh pada saat pemindahan dari daerah Ayudhya, ibukota Thailand
sebelumnya.
Kita datang di
semua inti bagian rumah,ruang tamu yang lengkap dngan lampu, meja dan kursi
tamu, ruang makan yang lengkap dengan perabot makannya di atas meja makan dan
lagi2 gak boleh di pegang, kita ke kamar Jim Thompson yang masih lengkap dengan
ranjang2, bantal dsb. Hal yang paling sedih adalah, kita juga masuk ke kamar
yang menurut Jim Thompson adalah untuk anaknya kelak. Jadi sebelumnya, Jim
Thompson pernah diramal kalo bakal punya anak, sayang banget Beliau akhirnya
hilang misterius di hutan Malaysia Cameron Highlands pada 26 Maret 1967.
Di setiap
ruangan disusun ala2 feng shui gitu, jadi letak tempat tidur, meja, kursi,
lemari semuanya diatur berdasarkan kepercayaan mereka terhadap nasib baik. Gak ada
toilet di rumah ini, karena memang orang2 Thailand dahulu percaya kalo toilet
itu bukan tempat yang baik, jadi tidak boleh disatukan dengan rumah apalagi ada
di dalam di kamar, jadi toilet harus dibangun terpisah dari rumah. Sekitar 45
menit akhirnya tur selesai, kita kembali diarahkan ke loker tempat kita naruh
alas kaki sebelumnya. Kesan artistic, dengan aroma “tua” yang khas bikin tur
ini jadi asyik sih kalo dari cara pandang gue. Awalnya gue pikir ini tempat
bakal gak menarik, gak nyangka dengan suasana rumah yang menyenangkan, mba
guide nya juga asyik dan ramah banget. Recommended!!!
Siam Ocean
World
Destinasi terakhir
di Bangkok, pertanda mengakhiri liburan. Huhuhuhu~
Kita udah
booking tiket kesini online 2 malam sebelumnya. Harga aslinya 900B, mehoooong
banget, tapi kalo beli online bisa lebih murah dah pokoknya, gue lupa berapa
soalnya belinya via emailnya Inge. Nanti tinggal print reservasi dan tunjukkin
ke petugas, selesai!
Naik BTS lagi
dan turun di Siam Station, sempat nanya petugas BTS disitu arahnya Siam Ocean
World dimana akhirnya ketemu. Sama kayak MBK mall, jadi keluar dari BTS siam
tadi langsung terhubung dengan komplek perbelanjaan Siam Paragon yang gedenya
astaga naga. Sempat kesulitan, karena ini mall amit2 banget, yang dijual
barang2 mehong semua. Nanya mba2 yang dagang kosmetik akhirnya ditunjukkin. Letaknya
di lantai B1 dan B2 ternyata, pas kesana lagi banyak krucil2 entah dari SD atau
TK mana yang juga datang sama guru2nya buat belajar di Siam Ocean World ini.
Tiket yang kami
beli udah kami tuker yang sebelumnya diperjelas sama mas yang jaga kalo ini cuma
entry fee doankz, gak dengan 4D show dan Glass bottom boat. Nyelekit banget
dah~ intinya gue cuma mau liyat hiu sama pinguin doankz koq yeeeeeee~
Ini tempat gede
banget dah, banyak jenis2 ikan yang gak gue tau. Tapi paling excited pas
ngeliyat Nemo, kuda laut, king crab, ikan pari, hiu, sama pinguin tentunya. Entah
berapa species disini, semua makhluk disini selalu disertai dengan keterangan
lengkap berbahasa Inggris, jadi monggo dibaca. Gue baca, tapi entah sampai
disini malah nguap semua ingatan gue.
Pas kita kesana
sempat ngeliyat pinguin2 genit lagi dikasih makan, tempat pinguinnya gak gede2
amat padahal kalo dari segi jumlah mereka cukup banyak, kolam buat berenangnya
juga kecil, kasiaaaaan~
Ada banyak jenis katak juga disini |
Aquariumnya lagi dibersihin |
Huaaaaa……gue
gak ingat berapa lama muter2 di tempat ini yang penting gue udah ngeliyat hiu
sama penguin aja pokoknya. Keluar dari aquarium raksasanya, kita langsung
ketemu toko souvenir lucu2 yang harganya gak usah gue bahas disini, gak pantes
kalo gue yang bahas. Hahahaha~
Naik ke lantai
6 kita ketemu Maddam Tussauds, tapi sorry~ ini gak ada di itin gue sama Inge
dari awal, jadi ya gitu deh…numpang lewat aja.
Huh~
Selesai keliling2
Bangkok-Pattanya nya, banyak hal pait yang gue rasa jadi pembelajaran penting,
mana tau bakalan balik lagi kesini yang walau entah kapan. Intinya, biar kata
Bangkok itu panas, macet, tapi gak bikin gue pribadi kapok kesini dan pasti
bakalan balik lagi kesini Inshaa Allah ^^
Fightiiiiing!!!